Minggu, 7 Mei 2017 Pukul 05.30
Selesai melakukan pekerjaan mengirim email materi seminar tanggal 6 Mei 2017 Menumbuhkembangkan Potensi Anak Usia Dini ke seluruh peserta aku langsung bersiap-siap membawa peralatan tempur berupa
3 buah HP berkamera Kali ini bawa 3 kamera HP sekaligus! haha niat banget ya ke Palu aja sampai bawa 3 HP kamera. Aku bawa 3 HP karena butuh untuk berburu foto buat publikasi di media sosial dan blog sebagai rasa syukur mendapat kesempatan berpetualang di luar pulau Jawa sekaligus mempromosikan pariwisata di Indonesia.
Saat itu, HP smartfren andromax A yang sangat aku andalkan untuk memotret dagangan, jalan-jalan serta event, internetan, order gojek secara tiba-tiba drop dan gagal ketika dicharge. Hemm Aku rasa si HP lagi ngambeg dan lelah akibat dipekerjakan seperti romusha tanpa henti dan tidak sesuai kapasitasnya ;-). Satu minggu sebelum keberangkatan baterai dan charger HP smartfren Andromax A mogok. Ajaib. setelah nyampai di Palu mau on dan lancar) :-). Supaya acara motret impian berjalan lancar aku juga membawa HP Samsung Core 2 punya sendiri dan HP samsung J pinjam dari adik.
Peralatan yang gak boleh ketinggalan adalah tongsis aka tongkat narsis. Jadi tertarik menggunakan tongsis untuk kebutuhan memotret bukan sekedar selfie setelah dapat ilmu dari teman sesama Psikolog dan blogger mbak Nia Nurdiansyah. Dari mbak Nia aku dapat ilmu tongsis bisa dijadikan sebagai pengganti tripot buat travelling fotografi. Waw, ilmu baru yang wajib diterapkan dan hasilnya lets’s see what the tongsis did for me.
Sejak tanggal 6 Mei sore radar travelling bloggerku langsung On dan semangat buat Jalan-Jalan ke Pantai Talise dipameri mbak Luna dari LN Indonesia (EO yang mensupport acaraku) jika di Hari Minggu ada car free day di Pantai Talise dan ramaiii. I should go there tomorrow sunday morning.
CERITA TENTANG PANTAI TALISE
Pantai Talise terletak di sepanjang teluk Palu atau terletak di sepanjang jalan Rajamoli hingga jalan Cut Meutia. Diberi nama pantai Talise berasal dari Bahasa Kaili yang berarti Ketapang karena dulu banyak terdapat pohon Ketapang.
Di sepanjang pantai Talise, kamu dapat menikmati keindahan ikon-ikon kota Palu seperti Anjungan Nusantara, Patung Kuda, Monumen Gerhana Matahari 2016 serta jembatan San Fransisko.
Begitu memasuki kawasan Pantai Talise….
Romantis
Tenang
Jernih
Kebesaran Allah
Kamu bisa menikmati pemandangan yang jarang ada, yaitu gradasi dua warna dari pantai. Pemandangan ini mengingatkan aku dengan bersatunya dua pantai di terusan suez, tepi Laut Mediterania.
Ahhh susah nyari padanan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan keindahan dan SEXYnya Pantai Talise. Just Enjoy Allah GIFT
PATUNG KUDA
Ikon kota Palu yang dapat kamu nikmati selama berada di Pantai Talise adalah Patung kuda. Ada tulisan Arief MS info di kompasiana yang menyebutkan bahwa patung kuda merupakan simbol kekuatan beberapa kerajaan Kaili yang dahulu pernah bersatu dan hidup rukun. Hanya saja, menurut tulisan tersebut ada pula masyarakat yang lebih menganggap bahwa patung kuda tidak ada hubungannya dengan sejarah namun semata-mata sebagai pengawal pantai untuk memperkuat simbol bahari pulau Sulawesi.
Anjungan Nusantara
Nama Anjungan Nusantara merupakan salah satu ikon kota Palu rupanya sempat menjadi kontroversi antara warga, pihak pembuat dan DPRD wilayah setempat. Menurut DPRD setempat penamaan anjungan Nusantara tidak berdasar kearifan lokal. Pihak yang kontra dengan nama tersebut mengusulkan dengan nama Anjungan Teluk Palu (Sumber metrosulawesi.com). Well, apapun itu namanya aku rasa ini ini adalah spot menarik dan layak menjadi kebanggaan warga Palu.
Monumen Gerhana Matahari
Kota Palu mendapat anugerah Allah SWT dengan hadirnya gerhana matahari total di tahun 2016 yang bisa diamati jelas dan langsung kasat mata. Gak kayak aku yang tinggal di Semarang dapat cipratannya doang 🙂 Ketika muncul fenomena gerhana matahari, kota Palu menjadi salah satu tempat para ilmuwan serta warga asing yang sekedar melakukan pengamatan dan juga penelitian. Aku dapat info dari mbak Luna LN Indonesia, banyak warga asing yang membuat privat camp demi menyaksikan fenomena langka gerhana matahari tersebut dan wargapun penasaran dengan ikut warga asing yang berdatanganke camp (ssstt beberapa warga yang tertarik dengan warga asing rela disuruh bayar privat camp tersebut untuk sekedar bertemu) 🙂
Menyimak Aktivitas Warga di Car Free Day
Suasana Car free day di Kota Palu berbeda jauh dengan yang biasa aku temui di Semarang maupun Yogyakarta. Bedanya, minimalis banget yang jualan makanan ataupun sandang buat kebutuhan sehari-hari. Aku cuma nemui dua orang yang berjualan makanan dan minuman. Di Semarang dan juga sunday morning di Yogyakarta biasanya berjejer lapak makanan, minuman, sandang aksesoris sepanjang jalan. Ketika berangkat, aku udah membayangkan mau jajan camilan-camilan khas yang ada di Palu. Sesampainya di sana, hemmm kok yang jual makanan yaa…adanya cuma satu, itupun makanan besar dan minuman es kelapa muda.
Fyi, wisata kuliner di sepanjang pantai di Palu ramai jika sore hingga malam hari. Kita bisa makan dan minum sepuasnya dari ikan, angkringan dll.
Begini suasana car free day di Pantai Talise,
Okeee, sekian dulu kisah petualanganku di Palu episode ke dua ini. Tunggu kisah selanjutnya ya 😉
Terima Kasih sudah berkunjung
WITH LOVE
Arum Sukma Kinasih